Persaingan yang
serbaketat di era globalisasi ini menyeret banyak kalangan terjerumus ke dalam
praktik perdukunan. Tak sedikit pedagang, pegawai, artis, pejabat, dan
pengusaha datang ke dukun agar usaha dan urusan mereka lancar.
Fenomena itu tentu saja sangat mengkhawatirkan. Secara tegas Islam melarang umatnya datang ke dukun, apalagi mempercayainya. Berikut petikan wawancara dengan Ketua Umum Ikatan Da'i Indonesia, Prof Dr KH Ahmad Satori Ismail tentang fenomena maraknya praktik perdukunan di tanah air.
Bagaimanakah pembelajaran
akidah yang dilakukan oleh para dai dalam ceramah-ceramahnya?
Banyak pengajian yang dilakukan di berbagai majelis taklim dan juga media elektronik jarang mengambil tema tentang penguatan akidah. Mereka lebih banyak fokus menjelaskan tentang ibadah dan solusi persoalan sehari-hari.
Banyak pengajian yang dilakukan di berbagai majelis taklim dan juga media elektronik jarang mengambil tema tentang penguatan akidah. Mereka lebih banyak fokus menjelaskan tentang ibadah dan solusi persoalan sehari-hari.
Mengapa hal itu bisa
terjadi?
Kebanyakan dai maupun
penceramah tak terprogram secara baik dalam berdakwah. Tak terstruktur secara
jelas sehingga banyak hal yang terlewatkan dan tak disampaikan kepada umatnya.
Salah satunya masalah akidah ini. Banyak dai yang dalam aktivitasnya memberikan
dakwah dalam pengajian hanya bersifat seperti rutinitas. Ini salah karena dai
harus punya program dan target tertentu dalam membina umatnya, tentu
disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang sedang dibinanya. Masalah akidah ini
harus masuk dalam target para dai.
Apakah pembelajaran
tentang hukum mendatangi dukun ini sudah banyak dipahami umat Islam di
Indonesia?
Banyak umat yang tidak
tahu tentang hukum mendatangi para dukun ini. Mereka tak tahu bahwa sekali ada
niat mendatangi dukun, maka selama 40 hari ibadahnya tidak diterima oleh Sang
Khalik. Jika mendatangi dukun masih saja berlanjut, akan berakibat pada syirik
dan hukumannya adalah api neraka. Hukuman mendatangi dukun seperti ini banyak
tak dipahami oleh masyarakat. Jika akidah umat tidak kuat, mereka pun akan
mendatangi para dukun seperti yang sedang marak terjadi saat ini.
Bagaimana cara mengetahui seorang guru spiritual itu dukun atau bukan?
Jika pihak yang
diteladani tersebut melarang atau mengurangi jumlah ibadah, baik dalam bentuk
shalat, puasa, maupun sedekah, itu berarti pihak tersebut merupakan jalan yang
sesat, yang tidak disukai oleh Allah. Untuk itu, sebuah pekerjaan besar bagi
seluruh dai di seluruh negeri ini adalah memperbanyak proporsi tentang akidah
dalam pengajiannya untuk menjelaskan pula tentang bahaya syirik.
Bagaimana cara memberikan dakwah tentang akidah, tapi mudah dipahami umat?
Terkadang, masyarakat tak cepat paham dengan penjelasan para dai tentang akidah, yang terlihat seperti pemahaman yang abstrak dan berbeda dengan penjelasan praktis, seperti dalam memberikan dakwah tentang ibadah. Namun, dengan adanya hambatan tersebut, bukan berarti para dai kemudian boleh menyerah. Mereka harus mencari cara bagaimana pembelajaran akidah ini sampai di hati umatnya.
Sebagai contoh, dalam
menjelaskan makna yang terkandung dalam kalimah La Ilaha Illallah. Kalimat suci
tersebut dikupas maknanya secara sederhana, kemudian diberikan contoh yang
nyata dalam kehidupan sehingga umat bisa mengerti betapa akidah itu penting
bagi dirinya. Pembinaan pada umat Islam harus selalu dilakukan dan kontinu.
Selain menjelaskan
tentang bagaimana beribadah yang benar, pekerjaan rumah yang besar bagi para
dai tersebut adalah untuk menjelaskan kepada umatnya mengenai akidah. Setelah dijelaskan,
kemudian dibina agar akidah umat semakin tebal dan tidak tergoda oleh bujukan
jalan pintas yang ditawarkan oleh para dukun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar